Sabtu 12042025

Iklan

Kota Semarang Butuh Tambahan Hotel Bintang 5

REDAKSI
Rabu, 08 Januari 2020, 01.45 WIB Last Updated 2020-06-09T16:26:15Z
masukkan script iklan disini
   Kota Semarang Butuh Tambahan Hotel Bintang 5

ERAJATENG ■ Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi menuturkan pemkot terus berupaya menggenjt promosi dan menarik investor lewat berbagai kebijakan dan kemudahan seperti perizinan.

Hal itu diungkapkan Hendrar Prihadi guna mensikapi permintaan pasar perhotelan di semarang, utamanya kebutuhan pasar hotel bintang 5.

Ia mengatakan akan ada hotel bintang lima di kawasan Diponegoro dan Jl. Sisingamangaraja di semarang, Jawa Tengah.

“Banyak teman-teman developer yang ingin masuk ke Semarang. Kami juga berusaha menggandeng investor dari luar negeri, untuk TBRS dan Wonderia namun masih dalam taraf komunikasi,” katanya.

Sebelumnya, Wakil Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jateng, Bambang Mintosih, mengatakan penambahan hotel diperlukan di Semarang. Namun dengan catatan hotel bintang lima, bukan hotel di bawahnya.

“Untuk hotel bintang lima memang diperlukan, kalau bintang empat ataupun bintang dibawahnya saya rasa sudah cukup,” katanya, Selasa (7/1/2020).
masukkan script iklan disini
Saat ini, Kota Semarang hanya memiliki tiga hotel bintang lima, di antaranya Gumaya, Po Hotel dan Hotel Ciputra Semarang. Sementara itu, untuk hotel bintang empat jumlahnya sekitar 20 hotel.

“Bintang empat atau di bawahnya sudah cukup, Tentrem bikin bintang lima di Semarang. Juga ada hotel yang sedang dibangun di kawasan Taman Diponegoro itu memang diperlukan karena tarafnya bintang lima,” jelasnya.

Berdasarkan data yang ada, di Kota Semarang sedikitnya ada 58 hotel berbintang termasuk bintang empat. Selain itu juga ada hotel non bintang yang jumlahnya sekitar 64 bintang.

Perkembangan industri hotel sendiri di Semarang dua tahun belakangan memang sangat pesat.

“Jumlah kamar mencapai 10.000-an kamar, jumlah ini sudah mumpuni jika musim liburan,” tambahnya.

Agar terus dikunjungi wisatawan, pemerintah tidak boleh hanya mengandalkan kawasan Kota Lama saja. Harus ada destinasi wisata baru atau atraksi wisata dan memaksimalkan keberadaan kampung tematik. Selain itu juga gencar melakukan promosi. (JIBI)

Komentar

Tampilkan

Terkini